Saturday, August 2, 2014

The Hardest Part of Life

Kalo ada pertanyaan apa hal tersulit dalam dunia ini? Buat aku, jawabannya adalah "istiqomah". Istiqomah melakukan sesuatu hal baik yang sudah kita niati dari awal. Melakukan hal itu terus menerus sesuai waktu yang kita tentukan, tanpa meninggalkan sekalipun. Di dalam istiqomah itu mengandung banyak hal, terutama ikhlas. Misalnya, kita punya niatan buat istiqomah melakukan sholat sunnah setelah atau sebelum sholat fardhu selama bulan Ramadhan. Setiap hari kita dituntut buat sholat sunnah, sesuai niatan awal tadi. Sehari, dua hari, tiga hari, mungkin sampe lima hari pertama kita tidak mengalami hambatan yang berarti. Bukan tidak ada hambatan ya, hambatan pasti ada, tapi kita mampu bertahan, tidak tergoda untuk meninggalkannya. Di atas hari ke lima, godaan atau hambatan yang datang semakin beragam, semakin sulit. Buat tetap istiqomah sulit sekali. Tiba-tiba tergoda buka instagram sehabis sholat, atau pengen cepet-cepet berbuka, atau ada aja. Niatan kita buat istiqomah sholat sunnah perlahan mulai terkikis, karena uda sekali-dua kali nggak sholat sunnah, besok-besoknya kita ngerasa, udah ah uda bolong ini. Akhirnya, sampe bulan Ramadhan berakhir, sholat sunnah sebelum atau sesudah sholat fardhu bisa dihitung jari. Sedih.

Bicara tentang istiqomah nggak selamanya berkaitan dengan hal yang berbau agama kok. Istiqomah buat tetap lari 3x seminggu, istiqomah nggak makan fast food sama mie instan, istiqomah buat tetep nulis blog apalagi, hehe. Setiap membahas istiqomah, aku selalu ingat sama Pak To. Di rumah nenekku, ada pembantu yang khusus datang pagi dan pulang siang untuk membersihkan rumah, mulai dari nyapu, bersih-bersih debu, membersihkan KMD, ngepel, beres-beres, dan yang lainnya dipercayakan ditangan Pak To sejak aku lahir, mungkin lebih dari 25 tahun yang lalu. Pak To datang pagi, sekitar jam 7 menggunakan baju jas putih pemberian omku yang dokter, pake sepatu boots, membawa payung, dan tas berisi baju ganti. Lalu sampai di rumah nenekku, ia akan ganti baju lengan pendek, celana pendek, pake topi, kemudian sarapan dan minum susu. Daan ia akan siap dengan runtutan pekerjaannya, semuanya, dari awal sampe akhir, ia lakukan tanpa bantuan alat sedikitpun, terutama saat ngepel, ia masih ngepel dengan tangan karena menurutnya itu cara paling ampuh agar lantai bersih tanpa debu. Keadaan rumah nenekku yang cukup besar itu bisa dipastikan tanpa debu di tangan Pak To. Ia melakukan semuanya, semua rutinitasnya itu, tanpa mengeluh setiap hari sejak lebih dari 25 tahun yang lalu, kecuali hari Minggu, libur lebaran, atau saat ia sakit. Selebihnya, ia tidak pernah absen memberikan sentuhan magicnya untuk rumah nenekku. Sampai Ramadhan tahun ini, Pak To pamit. Ia sudah sangat tua untuk kerja berat seperti biasanya. Ia mulai sakit-sakitan dan cepat sekali capek. Aku berkaca-kaca saat melihat Pak To pamit. Rasanya ada bagian kenangan kecilku yang ikut pergi, ada orang yang paling istiqomah di dunia ini yang hilang dari hidupku, hidup keluargaku, terutama nenekku yang sangat-sangat perfeksionis.

Buat istiqomah memang selalu susah tanpa kata ikhlas. Pak To sudah membuktikannya. Dengan rutinitas yang sama setiap harinya, dengan gaji yang nggak seberapa, Pak To tetap melakukan tugasnya tanpa absen. Bahkan saat nenekku bolak-balik masuk RS, nenekku meminta Pak To datang ke RS untuk membersihkan kamarnya dan KMD RS, karena hanya dengan sentuhan Pak To lah, nenekku percaya untuk urusan kebersihan, dan nggak ada yang bisa menggantikan itu. Meskipun Pak To pembantu, atau kerja untuk nenekku, kami sekeluarga besar menaruh hormat yang setinggi-tingginya untuk Pak To. Ia menjadi sangat terhormat dan dihargai karena track record istiqomahnya yang nggak ada saingannya.

Belajar istiqomah jangan pernah berhenti. Setidaknya meskipun gagal di tengah, kita harus berusaha mengumpulkan semangat lagi untuk memulainya lagi dari awal, apapun itu. Itu pelajaran istiqomah berharga yang aku ingat di moment Ramadhan kali ini. Sangat sulit, tapi tetep harus dicoba setiap kali gagal. Oh, istiqomah.
< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.