Tuesday, January 26, 2021

Anger & Disappointed

Dua bentuk emosi yang sampe sekarang pun aku masih susah banget buat kelola in proper way. You know, perasaan ini kan bisa jadi muncul karena ada big issue yang tiba-tiba datang, atau bisa jadi kumpulan dari emosi-emosi sebelumnya yang belum selesai kita cerna. Tulisan ini dedikasikan buat diriku sendiri yang baru saja menangkap fenomena baru dalam merespon dua emosi tersebut. 

Sebuah usaha untuk memahami diriku lebih dalam, dan validasi emosi serta respon lebih jauh.

Semakin bertambahnya umur (ceilah), dua bentuk emosi ini, marah dan kecewa, sering kali berubah bentuk atau nebeng ke emosi-emosi lain, atau malah munculnya dengan volume yang nggak ketebak. Kadang tipis-tipis, kadang super bold. 

Kenapa ya? Apa karena kita berusaha kontrol emosi ini buat nggak "up" terlalu sering, atau kita yang mulai berdamai sama yang namanya ekspektasi? (konon ekspektasi adalah sumber atau trigger yang paling besar akan dua bentuk emosi ini- at least for me). 

Selain itu, aku juga baru sadar kalau respon yang aku tampilkan ketika merasakan emosi ini nggak bisa terus menerus sama. Begini misalnya, kadang aku marah dan yang aku lakuin adalah nangis diam-diam. Di kamar mandi atau depan laptop dengan bantuan playlist yang tepat. Tapi kemarin aku menyadari kalo "nangis" gitu aja nggak melegakan seperti biasanya. Muncul keinginan untuk menunjukkan ke semua orang kalau aku kecewa, aku marah, dan berharap mereka menyadari itu. Aku pengen menunjukkan respon supaya mereka notice kalo ini suatu hal yang besar, berdampak, dan aku nggak nyaman ada di posisi ini. 

Sebelum-sebelumnya, nangis diam-diam uda jadi senjata ampuh untuk mengeluarkan amarah. Nangis diam-diam dan menulis jurnal panjang lebar. Berusaha memetakan sumber kecewa atau amarahku, memahami pain pointnya dimana. Tapi untuk kejadian kemarin, senjata ini ternyata perlu di upgrade sedikit. Atau justru downgrade?

Bingung karena ternyata efek leganya tetap ada. Lega setelah "do something" yang akhirnya orang-orang sekitarku tau aku bener-bener nggak nyaman, kecewa dan marah. Mungkin ada sedikit perasaan di "betray" nya juga. 

"Do something" di sini bukan dengan lempar barang atau intonasi suara yang naik banget, bukan. Tapi dengan ngelakuin itu ternyata aku "berhasil" (mungkin) memperjelas posisiku, proyeksiin betapa kecewanya aku. 

I don't know. Tapi yang jelas aku masih perlu berusaha mengelola dua bentuk emosi ini lebih canggih lagi. Aku mau coba cari tau dulu. 

< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.