Saturday, July 26, 2014

I Found That : Love at First Sight with Garance Dore's Blog!

Oke, aku selalu, selalu dan selalu memimpikan buat nulis ini di blog. Aku hidup dengan ritme seperti ini : wake up, do something, serching for inspriration, terpaku, tertahan lama di tempat itu, ide melayang-layang, terus pusing. Pusing? Iya, pusing banget. Kenapa ya? Mungkin karena ide yang muncul banyak, tapi aku nggak bisa nangkep satu persatu, that's why im wrtiting and wanna keep writing in this blog. 

Aku selalu bermimpi bisa membagi "hal atau sesuatu di mana aku berlabuh dan terpukau karena hal itu dan akhirnya menghasilkan inspirasi banyak sekali". Sesuatu itu bisa macam-macam. Yang paling sering : awesome blog yang selalu bikin kita ngerasa kerdil dan nangis di pojokan, artikel di media-media online, tumblr yang bikin mewek karena nggak sanggup berkata-kata, acara project-project di tv luar, acara jalan-jalan di tv swasta, buku how to life, atau biografi someone cool atau novel metropop, film-film drama atau adventure, atau cartoon, tweet yang membuat kita harus mencet tombol bintang untuk menyimpannya di list favorite dan video on youtube, random song from soundcloud. Fiuh.

I Found That! Setiap ngerasa ada inspirasi yang datang, aku hampir selalu bergumam kaya gitu. So, buat project tiap tulisanku di blog ini yang isinya membagi tempat dimana inspirasi itu datang kaya tulisan ini, aku nyebutnya project "I Found That", ya.

For first post in this project, sambutlah.. Garance Dore. 

Garance Dior, image from pinterest. 
Garance and her sketch. Love it.

Scott Schuman and Garance Dore. Lovey Dovey!
Awal mula aku tahu blognya dari blog Alodita, dan sketch nya yang banyak bertebaran di pinterest. Aku ngebuka blognya sekitar seminggu yang lalu, dan langsung jatuh cinta. Blognya bersih, dan hangat dengan sentuhan handwrittingnya. Blognya available in English and France. Cara dia nulis ngalir gitu aja, enak dibaca dan jujur. Dia nulis post tentang macem-macem, terutama semua hal yang berbau dengan fashion. Garance membagi tulisannya dalam beberapa feature kaya; beauty minute, style story, career, city guides, dan project video nya, pardon my french. Favoritku jatuh di halaman-halaman career yang isinya interview sama good people yang sukses di bidangnya masing-masing, cewek atau cowok, wirausaha atau pekerja kantoran. Baca halaman career di blog Garance ngasih banyak banget pandangan ke aku, oh kalo aku mau kaya gini, kira-kira langkah ini yang harus aku tempuh, oh susahnya kalo mau pure independent itu gimana, dan banyak lagi. Favorit kedua, pardon my french, aku ngeliat videonya di youtube dan always enjoy it. Ngeliat Garance berinteraksi sama designer, model, teman-teman, dan teamnya seperti membayangkan my dream life lima sampe sepuluh tahun ke depan, hmmm. 

Garance's love, Scott Schuman have an amazing blog too! The Satorialist, isinya foto-foto amazing dari street fashion sampe runaway fashion. Ngeliat chemistry mereka berdua aku yakin selalu berhasil ngebuat orang envy parah. Kombinasi yang pas banget, antara style photographer dan blogger sekeren Garance. Cari di mana ya soulmate kaya gitu? Hahaha, ignore me.

Garance love sketch and i love her sketch. Dia juga punya line stationary dengan designnya dia sendiri. Tapi belum terjual secara offline di Indonesia, paling deket ada di Malaysia. My another dream juga, punya line stationary sendiri. Fiuh. 

Ngebahas Garance Dore yang awesome itu nggak akan pernah ada habisnya. I love her, from her style, her personality, how she write, and everything about her blog. Baca blognya juga nggak akan pernah bosen karena dia punya ritme nulis blog yang tidak akan membuat pembacanya kecewa. Ditambah lagi, blog ini sudah ada sejak tahun 2006, too much artikel dan post yang bisa dibaca dan diresapi satu persatu.

Her warm handwritten


Wednesday, July 23, 2014

Anak Papua, Anak Indonesia Juga

(Kenapa muram sekali Dek?)

(Baba pake baju putih foto didepan bangunan kelas)
(Salah satu bangunan sekolah)
Selama 22 tahun hidup, aku nggak pernah lepas dari kata anak-anak. Dari sikapku yang masih kekanak-kanakan, atau rutinitas hampir setiap hari selalu ndegerin mama cerita tingkah pola anak TK yang lucu-lucu dan semakin amazing tiap tahunnya. Mama suka anak-anak (banget) dan tiap hari pikirannya dicurahkan untuk TK asuhannya. Ditambah lagi aku kuliah psikologi, (yah meskipun ambil PIO), tapi anak jadi perhatian sendiri, karena masa "golden age" nya yang sayang sekali kalo nggak dieksplor.

Hidup di tengah-tengah keluarga pendidik, membuat aku sangat melankolis dan punya ikatan kuat dengan pendidikan, terutama pendidikan untuk anak. Rasanya sedih ngeliat banyak anak Indonesia yang nggak punya kesempatan untuk belajar dengan komposisi yang sama dengan yang lainnya. Di kota kecilku sendiri, di Jember, banyak banget Play Group atau TK yang dibangun asal-asalan, yang penting ada, dan ini yang paling menyedihkan, kualitas guru yang seadanya karena gaji guru TK yang sering nggak manusiawi. Iya, TK yang jarak 3 rumah dari rumahku sekarang ini, gaji gurunya nggak lebih dari 200 ribu. Kalo udah gitu, terus apa lagi yang diharapkan? Gimana nuntut mereka buat kerja maksimal? Gimana orang-orang berpendidikan dan berkualiatas mau turun tangan dengan jadi guru TK? Coba tengok negara-negara maju, profesor dan orang-orang terbaik selalu ada di lini pendidikan paling awal, yaitu dari bayi, playgroup hingga TK. Berbanding terbalik dengan Indonesia. Sedih ya.

Beberapa waktu yang lalu, aku dapet amanah buat nyusun laporan perjalanannya Baba (sebutan untuk Ayah di keluarga keturunan Arab) saat berkunjung ke Papua untuk melihat TK binaannya di sana. TK swasta Islam dengan sistem yayasan terpusat di Jakarta. Sebelum membuat laporannya, aku minta diceritain lengkap dulu, apa aja yang dilakuin Baba di sana, time schedulenya gimana, keadaan masyarakatnya gimana, dan banyak lagi, sampe kesimpulan dan saran apa yang harus tersampaikan ke pusat. Ini beberapa poin penting yang akan melekat dalam ingatanku, tentang kondisi Papua, terutama Sorong, pendidikan dan anak-anak di sana :
  1. Ternyata sebegitu luasnya Papua, hanya bagian tepi pantai, atau pinggir-pinggirnya saja yang berpenghuni. Bagian tengah yang sebegitu luasnya, masih berupa hutan belantara, dan jarang sekali ada kehidupan.
  2. Mereka merayakan hari masuknya Injil ke Papua sebagai hari libur nasional untuk daerah Papua. Aku nggak tau ini ada juga di daerah lain dengan mayoritas masyarakat nasrani, atau tidak.
  3. Sekolah TK dan SD yang dikunjungi Baba adalah sekolah Islam swasta, dan ternyata lebih dari 90% muridnya merupakan anak-anak transmigran dari tanah jawa atau sulawesi. Ada satu TK dan satu SD yang letaknya berdempetan di kota Sorong, dan ada satu TK di Distrik Majener (60 km dari kota Sorong).
  4. SD yang ada di kota Sorong merupakan salah satu SD unggulan di sana. Dari cerita yang aku sering dengar, kerja di Papua pasti gajinya banyak, karena kebutuhan sehari-hari juga pasti jauh lebih mahal
    dibandingkan di Jawa. Apalagi ini sekolah unggulan kan, swasta lagi, oke dalam bayanganku sekitar 3-5 juta. Tenyata, dengan SPP sebanyak 25rb dari hampir 300 siswa, gaji guru hanya bekisar di angka 650.000 - 1.800.000. Aku nggak tau lebih jeli, ini untuk guru swastanya aja, atau dengan guru PNS, yang jelas it suprised me.
  5. TK kedua yang ada di Distrik Majener, keadannya jauh lebih memprihatinkan, guru hanya digaji transport saja. Dengan jumlah murid 36 dan keadaan fasilitas bermain yang sangat kurang. Oke, aku mikirnya banyak TK yang lebih bagus dari ini di Distrik tersebut. Ternyata, daripada TK lain, TK ini lebih maju, dan lebih favorit. Fiuh.
  6. Keadaan tanah yang sedikit tandus menjadi hambatan sendiri untuk memperluas bangunan, bahkan kata Baba, kemugkinannya ya dikembangkan ke atas, bukan ke samping.
  7. Itu anak-anak transmigran yang sekolah, gimana dengan anak asli Papuanya? Apa mereka sudah kenal pendidikan? Apa mereka tau pentingnya sekolah TK? Bahkan Playgroup?
  8. Sejauh apa progress transmigran dari Jawa yang dikirim ke Papua untuk mengembangkan daerah itu? Apa saja yang mereka kerjakan kalo keadaan Papua sekarang masih seperti ini?
Oke itu gundah gulanaku yang tiba-tiba gatel pengen aku tulis di moment hari anak Indonesia yang jatuh tepat hari ini. Menurutku, semua anak di Indonesia harus dapet pendidikan yang rata, dari ujung sampe ujung.Nggak terkecuali Papua. 

All photo dari dokumentasi pribadi Baba. 

Sunday, July 13, 2014

Keep Your Wish List to Still Alive


Setiap ramadhan datang, dan lebaran di depan mata, aku selalu seperti ini. Yah setidaknya 2 tahun belakang ini. Bangun siang, liat instagram, mau tidur liat instagram lagi. Rasanya ada aja yang harus selalu dibeli. Em, kayanya aku butuh lipstik baru, inner kerudung warna krem, terus tas Pull and Bear yang hitam kecil itu, terus sepatu handmade online shop, terus, terus dan terus. Ada aja. Rasa kepengen belanja yang menggebu-gebu selalu datang, mungkin juga pengaruh dari puasa yang notabene harus nahan nafsu, jadi sekalinya bebas berkhayal, wish listnya banyak banget. Ditambah lagi aku dibiasain dari kecil kalo nggak semua kepengenanku bisa terpenuhi. Mama sangat ketat untuk itu, kalo aku mau, aku rasa aku butuh, dan aku harus beli, aku harus berusaha buat dapet itu. Usaha sendiri, jungkir balik sendiri. Nah momen-momen ramadhan menuju lebaran kaya gini biasanya hatinya Mama melunak, jadi kadang aku kaya orang kalap, semuanya pengen dibeli. 

Sampe kemaren sore aku ngelist semua, dan baru sadar betapa noraknya aku. Umur 22 tahun, kepengenan masih segunung, dan harus minta Mama buat menuhin sebelum lebaran tiba. Kenapa harus sebelum lebaran? Nah ini juga yang aku masih bingung. Kenapa ya? Apa aku takut kehilangan moment-moment lunaknya hati Mama? Atau karena aku dari keluarga besar, jadi setiap lebaran selalu rame dan harus berpenampilan seprima mungkin? Atau apa ya? Hehe.

Aku jadi mikir lama, kalo semua wish list ini kepenuhin sebelum lebaran, terus apa yang aku kejar setelah lebaran? Apa yang jadi semangat buat tetep cari duit sendiri? Apa iya aku bakal berhenti nggak punya kepengenan lagi? Bukannya manusia itu nggak pernah puas? Selalu ada aja yang kurang, selalu ada yang nggak pas, selalu aja kepengen punya orang lain. Fiuh, rumput tetangga memang selalu dan akan selalu lebih hijau. Terus buat apa aku menggebu-gebu buat dapet semuanya sebelum lebaran? 

Aku memutuskan dari kemarin sore, mulai tahun ini aku harus bisa lebih bijak menghadapi nafsu belanja saat-saat seperti ini. Buat apa hidup kalo nggak ada yang dikejar? Buat apa susah-susah cari uang kalo nggak ada yang dimimpi-mimpiin pengen dibeli? Buat apa? Nggak papa buat wish list segunung sekarang, nggak ada yang tau kan, mungkin suatu saat nanti aku bisa menuhin semua itu. Keep your wish list! Jangan dipenuhin saat ini juga. Nanti hidup jadi nggak seseru biasanya :)

Sunday, July 6, 2014

The Result



Keadaan sebelum aku nulis blog tadi siang : Kamar berantakan, ada banyak pikiran, tapi aku juga gatau sebenernya aku mikir apa. Nggak ada mood buat ngerjain revisi skripsi. Feel so sad karena aku nggak bisa di rumah buat kumpul sama keluarga. Ngerasa nggak produktif dan males gerak. Maafkan aku, hehe.

Keadaan setelah nulis blog : Pikiranku lebih terkendali, aku tau sebenernya apa yang aku pikirin dari tadi, aku tau aku harus bangun dari kasur dan bersihin kamar, dan sekarang kamar kosku sudah kembali rapih. Dan yang paling penting, aku ngerasa produktif, dan im happy :)

(image from pinterest)

Live Report in 2014 Part 1

Reading Time : 7 Minutes

Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni. Ini sudah masuk bulan Juli, tanggal 6. Sudah lewat dari setengah tahun. Umurku sudah 22 tahun lebih.
Sesungguhnya, kita semua adalah manusia yang merugi. Karena tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Let me tell you.

Oke, first. In January.
I start this blog. Dengan sejuta harapan. Aku kecewa, proses penyusunan laporan magangku sangat menyita waktu. Oke, judulku memang sulit. Dan menerjemahkan verbatim memang nggak gampang. Faktor dosen juga ada. So, dari pada aku stay dan nggak membuahkan hasil maksimal karena waktu semester yang sudah diujung tanduk. Aku selingkuh. Aku memilih buat konsentrasi ke produk wrap parcel special valentine. Proses brainstorming, selalu nggak sebentar, dan nggak mudah.

Next, February.
Produk wrap parcel sudah siap launching. Lumayan puas dengan hasilnya. Meskipun lebih ribet dan proses pembuatannya lebih panjang, tapi sudah cukup maksimal buat memenuhi rasa perfeksionisku. Orderan datang, banyak. Lebih dari ekspektasiku. Buat yang produk khusus valentine, juga produk box yang biasa disebut mini parcel. How come? I believe the power of endorsement. Aku mengendorse 7 artis instagram. Ada yang langsung cepet ngefeknya, ada yang nggak ngefek sama sekali meskipun followernya diatas 20.000. Proses endorse ini nggak gampang lo. Dari cari contact person yang real, proses nawarin barang, sampe request  khusus dari  si selebgram dan harus ekstra sabar nunggu antrian buat di posting. Ada kendala sedikit, terutama dari packaging. Intinya, semua ini proses belajar. Dan jadi owner bisnis online yang bener-bener jual produk sendiri apalagi handmade, kamu harus siap jungkir balik. Harus siap dari proses hulu sampai hilir. Harus bisa bikin produk menarik, ngasih nama produk itu, foto produk yang eye catching, marketing, list orderan, ngerjain design kartu ucapan, proses pengerjaannya, pembayaran, packing, sampai ngedrop barang ke JNE buat dikirim. Capek? Banget. Tapi seneng, soalnya aku usaha maksimal dan menghasilkan uang yang nggak sedikit dari ideku sendiri. Bayangin, orang suka, mau pesen, dan idemu yang selama ini melayang-layang di otak itu bisa jadi uang. Dan kamu nggak perlu kerja sama orang, malah kamu bisa ngasih gaji orang. Sounds amazing right?


Third, March.
Semakin berkembang wrap parcelku, semakin besar rasa guilty ku. Kenapa? Karena aku harus meninggalkan laporan magang dan skripsi. Aku harus memilih salah satu, dan aku memilih buat konsentrasi ke laporan magang dan skripsi. Bodohnya aku, aku nggak nulis close order atau off di instagram. Jadi pesenan masih terus datang, dan aku nggak bisa nolak. Buat bener-bener konsentrasi sulit sekali. Ditambah lagi harus jadi EO buat pelatihan mama selama seminggu. Pelatihan buat guru-guru TK masalah metode sentra. Dari hasil pelatihan ini aku bisa ngambil banyak sekali manfaat. Psikologi anak, tidak bisa dipisahkan dari sistem pengajaran di PAUD. Harus seimbang. Psikolog harus mau turun dan urun pendapat sama pelaku atau guru di PAUD. Nggak bisa egois sendiri-sendiri. Bahkan, aku sampe mikir gini, buat apa jadi psikolog anak kalo nggak jadi guru? Kita bukan psikiater yang bisa ngasih resep dan obat. Banyak psikolog yang bukan praktisi, jadinya sistem pendidikan masih jalannya perlahan-lahan sekali.

Baby Nufa was born. She is so beautiful. And I love to capture every moment with her. Ngeliat perkembangannya dari hari ke hari, ngeliat bagaimana keadaan keluarga bisa jadi sangat-sangat hangat dengan kehadiran seorang bayi. Oh life :) 



April. Time move so fast.
Novi sudah wisuda. Dan kerja. Zerly sudah wisuda. Wisuda dan kerja. Itu terus jadi momok yang senantiasa menghantui sampe sekarang. Rasanya dituntut buat lulus cepat dan jadi omongan orang kenapa nggak lulus-lulus itu…

Padahal semua orang tau, ada banyak faktor selain faktor kemalasan dari diri kita sendiri hehe. Tapi semua orang berlagak kaya nggak mau tau. Its oke, inilah hidup, Han. Tapi tetep rasanya pengen teriak, "Woi, seangkatan psikologi UB 2010 belum ada yang lulus woi! Yang uda sempro aja belum ada, hehe."

9 April pemilu legislatif. Nggak terlalu tertarik karena nggak ngerasain manfaat apa-apa dari adanya DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten, DPRD Kota, dan DPD. Tapi tetep sebagai warga negara yang baik ya ikut nyoblos meskipun di bilik suara nggak kenal dan gatau siapa yang dicoblos hehe. 

Progress laporan magang, Alhamdulillah aku bisa ujian magang bulan ini, setelah berdarah-darah. Coba tanya anak seangkatanku, nyusun laporan magang dan ujian ini persis kaya skripsi. Belum lagi revisiannya yang seabrek. Tapi pembimbing dan pengujiku ini sama kaya pembimbing 1 dan pembimbing 2 skripsi. Hmm. Bersyukur sekaligus gundah gulana karena suruh ngelanjutin magag jadi skripsi, hmmm yummy.

19 April. Sami wisuda Assalaam. Nggak pernah ngebayangin adekku bisa lulus dari Assalaam secepat ini. Rasanya baru kemarin aku yang di wisuda. Sekarang udah Sami aja. Lucu ngeliat Sami linglung sampe berapa minggu habis lulus dari Assalaam. Jadi inget berapa tahun yang lalu aku juga kaya gitu. Rasanya antara sadar dan nggak sadar kita uda nggak perlu balik lagi ke Assalaam, dan uda nggak bisa bareng-bareng sama semua temen-temen dan keluarga Assalaam lainnya. Kaya ada jetlag, satu fase hidup sudah selesai, dan aku harus bisa siap buat fase selanjutnya, tanpa mereka. Assalaam sudah jadi rumah selama 6 tahun dan akan selalu begitu.




May, Im learn to start live again.  
Aku sadar sesadar-sadarnya, produktif itu selalu berhasil mendatangkan kebahagiaan. Mungkin karena moment-moment sebelumnya aku kecewa banget sama diri sendiri hehe. 

Berangkat dari prisip itu, aku harus bisa ngembaliin rasa percaya diriku. Rasa kecewa itu harus bisa tergantikan dengan menyelesaikan sesuatu yang awalnya aku nggak yakin bisa selesaikan. Apa ya, kalo laporan magang dan skripsi itu kan di tangan dosen pembimbing, jadi aku mutusin buat apply program di aplikasi Nike Training Club (NTC). Sebenernya sudah mulai dari bulan April sih. Tapi selalu ngos-ngosan buat ngikutin jadwalnya. Akhirnya setelah proses merenung, aku nemuin penyebabnya. Ternyata aku salah langkah. Salahnya gini, aku start program pertama kali langsung ke program get lean for intermediate dengan harapan hasilnya bisa kerasa lebih cepet. Ternyata badanku masih nggak siap dan kaget sama ritme olahraga yang cukup banyak dalam seminggu. Jadi mulai dari bulan Mei aku apply program baru, get lean for beginner. Semuanya itu ada prosesnya dan harus dimulai dari yang paling mudah dulu kan. Dan, aku berhasil bener-bener komitmen sama jadwalnya selama sebulan. Akhir Mei, aku dapet laporan progressku selama sebulan ini. Olahraga, berkeringat, dan tau kamu melakukan hal yang bermanfaat buat tubuhmu itu berhasil buat hidup lebih bahagia. Berhubung uda workout, rasanya nanggung banget kalo nggak hidup sehat juga. Lemon jadi my new bestfriend :) Try this!

Selain workout pake NTC, aku juga apply kelas di Coursera, ambil mata kuliah Developing Innovative Ideas for New Companies : The First Step in Entrepreneurship dari Universty of Maryland. Waktu kuliahnya 6 minggu. Tiap minggu ada 4-7 video yang harus diliat, dan ada assignment tiap minggunya. Kuliahnya seru banget. Dan ini kuliah kedua yang aku apply di coursera. Sekitar setahun yang lalu, aku pernah apply dan gagal di tengah jalan. Jadi besar harapanku di kuliah yang ini aku bisa bener-bener maksimal agar perasaan nggak produktif dan terkikisnya rasa percaya diriku pelan-pelan ilang hehe. The result is, aku berhasil ngikutin sampe minggu ke 4. Selalu apply assigmentnya di menit-menit akhir dan hasilnya selalu sangat memuaskan, tapi nilainya selalu dikurangin soalnya kena pinalti hehe. Cara ngajar dosennya, dan suasana kelas perkuliahan di sana beda banget sama di Indonesia. Aku masih kecewa sama progress kuliah onlineku, tapi setidaknya aku sudah berusaha :)


June, my month.
Im 22th in 17th June this year. Dan aku sangat-sangat nggak nyaman sama semua proses ulang tahun. Sampe-sampe aku pengen ngeskip hari ulang tahunku. Nggak tau kenapa. Aku nulis real time di tumblrku. Aku tegang berlebihan. 
Noted : Jangan pernah menghabiskan waktu malam ulang tahun sendirian dengan pikiran-pikiran yang kemana-mana. Itu membunuhmu pelan-pelan. 

And I start this project. Setiap ulang tahun, aku harus foto dengan pose membawa foto masa kecil, dan foto ini akan aku cetak untuk jadi properti foto di hari ulang tahunku tahun depan. Oiya, kostum fotonya yang paling mencerminkan keadaanku saat itu. Karena kemarin aku lagi addict sama workout NTC, jadi aku milih buat pake baju olahraga hehe. Foto ini dijepret sama mama, pake iphone di lorong rumahku, tempat biasanya aku lari :)

Nina wisuda! My lovely cousin was had "S.Kg" after her name. Alhamdulillaah :) Semoga cepet nular ya hehe.

Aku apply lagi program NTC get lean for intermediate. Dan Alhamdulillah aku bisa bertahan sampe akhir. 
Noted : I will tell you, to start a good habbit we always have many excuse in our mind. Yang paling sering karena nggak ada fasilitas. Misalnya nggak ada sepatu running, nggak punya training, nggak ada playlist lagu yang cocok. Kalo kita selalu nurutin itu semua, kapan mulainya? Aku mau cerita komplit masalah ini di postingan selanjutnya ah.


< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.