Thursday, October 29, 2015

My New Addiction


Hai everyone. Saya mau cerita kalo saya punya kebiasaan baru yang lucu banget kalo dipikir-pikir. Jadi gini, setelah jenuh dan merasa lelah dengan tugas saya hari ini, saya biasanya baca-baca blog bisnis dan startup pemula, baca interview tentang CEO yang sukses mendirikan bisnisnya di usia muda, sukses dalam waktu yang cukup lama, sangat lama, atau sukses dalam waktu hanya beberapa bulan setelah bisnisnya diluncurkan. Dan saya sepertinya punya kadar kepo yang cukup tinggi. Saya buka halaman web bisnisnya, saya cari tau apa yang sebenernya sedang ia kerjakan, bisnis apa yang sedang ia lakukan. Setelah itu, saya akan cari halaman pertama dari web atau blog orang tersebut. Saya pengen tahu bagaimana cara ia memulai, bagaimana respon orang-orang di postingan pertamanya. Bagaimana ia bertransformasi dari yang sangat sederhana menjadi wow seperti sekarang. Nggak cuma di web aja, kalo misal dia cerita, kesuksesannya bermula karena berhasil punya follower banyak di instagram, maka saya akan buka IG nya dan scrooooooling sampai bawah. Sampai postingan terbawah. 

Kadang kalo postnya uda ribuan capeeek banget buat ngescroolnya. Tapi itu terpuaskan waktu saya sadar kalo post pertamanya 'biasa aja' dan minim respon. Saya jadi sadar kalo semua itu butuh proses, nggak ada yang instant. Nggak mungkin tiba-tiba langsung bisa terlihat stunning, likes sampe ribuan, dan follower ratusan ribu, kalo kamu nggak mau mulai dari hal yang sederhana dulu. 

Setelah puas dan merasa semangat lagi, saya akan kembali ke pekerjaan yang harus saya selesaikan. Polanya terus seperti itu. Btw, minggu lalu saya nulis tentang KEPO di akun cerita dari mama, dan saya sadar, hobi baru saya ini mungkin termasuk kepo yang positif, dan termasuk produktif, maybe?

Hahahahaha. Have a niceee day! 

Thursday, October 22, 2015

How You See The World?

image from here
Kadang saya takjub sama orang yang sangat mampu berpikir positif di setiap suasana. Kadang saya juga takjub sama orang yang selalu melihat sisi negatif dari apapun. Please noted, apapun. Lihat tv, ada acara masak, eh bawang putihnya di geprek doang, nggak pake di ulek halus, uda ngomel panjang, ngatain kalo chefnya abal-abal lah, nggak bisa masak masakan Indonesia lah, hehe. Lihat seprei baru tanpa motif udah komentar macem-macem, nanti cepet kotor lah, gampang kelunturan, kelihatan kusut, dan sebagainya, padahal megang tekstur kainnya pun belum.

Lebih takjub lagi kalo liat ibu-ibu yang cuma diem aja, senyum tenang, padahal di sebelahnya ada beberapa orang yang sedang menggunjingkan sesuatu, menggunjingkan seseorang. Dia tidak tertarik untuk menimpali, atau ikut komentar. Memang sih, di dalam hati siapa yang tau. Tapi buat bertahan seperti itu sama sekali nggak mudaah. Apalagi kodrat cewek memang suka sekali mengomentari segala sesuatu. Saya sempat membayangkan bagaimana bentuk hatinya, mungkin bersih, bersih sekali, tidak ada bercak noda apapun.

Selama proses observasi dan menelaah beberapa minggu ini (ceilah), saya percaya bahwa cara berpikir kita, entah itu positif atau negatif, tergantung cara kita melihat kehidupan ini.

Kalau kamu melihat kehidupan ini kejam dan jahat, maka akan sulit sekali punya pikiran positif. Kalau melihat kehidupan ini sebagai ajang perlombaan, untuk cepat sampai di garis finish (yang sama sekali masih abu-abu, kecuali kematian), untuk bisa mengalahkan seseorang, untuk bisa terlihat lebih unggul daripada seseorang, maka kamu akan kerdil dengan pikirianmu itu, dan pikiran negatif akan sangat mudah mempengaruhimu. Sama juga dengan cara kita memandang Indonesia, apa negara ini sungguh begitu memalukan dan tidak ada harapan, maka setiap ada berita baik tentang negara ini, kita semakin mudah untuk menyangkalnya, mencari-cari kesalahannya.

Tapi kalau kita terbiasa melihat kehidupan itu sesuatu yang menyenangkan, berusaha berbagi buat sesama, berusaha melihat setiap celah harapan (seriously, harapan itu salah satu alasan yang membuat kita semangat menjalani hidup ini, mesikpun kebanyakan harapan palsu, but we still need it), berusaha buat selalu meredam ego diri, berusaha tidak menyalahkan orang lain, berusaha memaafkan orang lain dan diri sendiri, maka bukan hal yang mustahil kalau pikiran positif bisa lebih sering datang daripada pikiran negatif.

And i need to learn how to do it. Please send a good luck to me! :')

Saturday, October 17, 2015

LIFE UPDATE!

image from this

Halo, im come back! Akhir-akhir ini sibuuuk sekali. Sibuk dengan pikiran-pikiran yang datang silih berganti. And you know, ada banyak sekali orang yang ada di luar sana mulai bertanya-tanya apa yang sebenarnya saya lakukan di rumah. Its soo funny. Ada yang titip tanya lewat Mama, ada yang titip tanya lewat pembantu, ada yang tanya langsung tapi di awali pakai "Maaf lo ya kalo menyinggung, jadi kamu selama ini ngapain Han? Nggak cari kerja? Nggak sibuk-sibuk masukin lamaran?" Hehehe.

Anda bingung? Sama, saya juga. Sering banget tiba-tiba galau 'apa mending aku daftar kerja ya', tapi akhir-akhirnya selalu tetep keukeuh. Sebentar, give me a little more time. Saya mau mewujudkan apa yang selama ini saya cita-citakan. Saya sedang membangun sesuatu. Saya sedang mengokohkan kaki-kaki saya lebih kuat lagi. Saya sedang berusaha merealisasikan bayangan-bayangan masa depan yang dari dulu saya bayangkan. Stay at home. Being productive at home. Do something. Buat sesuatu yang bisa jadi passive income. Buat sesuatu yang selama ini saya yakini benar. 

Waduh, jangan dibayangin gampang. Susah sekali menghandle semuanya jadi selaras, seimbang, berjalan beriringan. Kepengen banget kok punya gaji utuh dari perusahaan mapan kaya kalian-kalian. Tapi iya, mungkin saya masih berjuang dengan idealisme saya sendiri. Tapi saya action, nggak cuma diam di angan-angan. Saya nggak takut apapun, karena rejeki pasti sudah ada yang ngatur dan gaji berapapun nggak akan pernah cukup buat menuhin life style. Jadi, saya berusaha cukup dengan apa yang saya dapat. Toh makan dan tinggal masih sama mama ini. 

Saya juga dikasih waktu sampai 1 tahun setelah wisuda untuk mencoba apapun yang ingin saya coba. Jadi, semua ini akan ada titik terangnya minimal bulan Mei 2016. Hahahaha. 

Setiap pagi saya berusaha tertib dengan to do list saya, melakukan A-Z, dari menulis, membuat perancanaan untuk bisnis, handle some blogs, ke ATM, ke toko kain, terus seperti itu. And i think i dont need holiday, because im so enjooooying to do that. Tapi tetep, kadang perasaan so exhausted dan pengen nangis sering datang. Tapi saya tidak memikirkan berlibur sebagai jalan keluarnya. Saya lebih memilih yoga, tidur seharian, liat youtube, baca buku, do nothing, atau call a frieend. Oh my God, let me tell you. Working from home is soo bored. Sepi meen. Nggak ada seseorang buat diajak bercanda except my mom. Itupun setelah ia pulang kerja di sore-malam hari. That's why saya punya ide buat dua project di blog ini. Yang pertama serial "working from home" dan "you need to call your friends". Semoga bisa terealisasi ya!

Lagi suka banget ngeliat video blognya Mimi Ikonn, Oh Mimi, how positive you are! I adore you and your husband too. Lagi sibuk maintenance blog cerita dari mama, dan berkembang bersamanya. Bener juga ya kalo ada yang bilang, just do it, gimana-gimananya akan jadi semakin jelas setelah kamu benar-benar menggelutinya. Wrapparcel is semi-off. Whaay? Because im still preparing for peak session in november-february. Caant waait! Lagi suka baca ulang buku-bukunya Wimar Witoelar, daaan lagi suka banget sama handlettering, check my Instagram for any updates.

Btw, im really enjoying writing this post. Ngalir gitu aja. Sebenernya masih ada tanggungan mau nulis acara reuni kemarin. Tapi gatau kenapa susah sekali. Mungkin lain waktu.

Keep being youu peoplee! 
< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.