Sunday, March 5, 2017

HOW PROFESSIONAL ARE YOU?

Saya banyak berpikir mengenai hal ini beberapa hari terakhir. Saya mengamati dan mendengar banyak cerita dari orang-orang sekitar saya tentang masalah ini. Semakin profesional seseorang, ia akan memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya, tanpa memperdulikan siapa orang itu, bagaimana kedudukannya dalam masyarakat, apa pekerjaannya, apa agamanya. Semakin profesional seseorang dengan background pekerjaan apapun, ia akan berupaya bagaimana dengan kehadirannya ada orang lain yang merasa terbantu, bagaimana ia bisa memberi manfaat sekecil apapun itu.

Saya mulai berpikir tentang hal ini karena curhatan Mama beberapa malam terakhir. Rekan kerjanya ada yang bisa dikategorikan profesional dan sebaliknya hanya dengan cara ia memperlakukan orang lain. Menurut saya dan Mama, tingkat profesional seseorang tidak harus terlihat ketika ia memimpin, tidak juga saat ia menduduki suatu posisi penting, atau dalam keadaan ekonomi yang berkecukupan. Satpam perumahan, petugas sampah pun juga ada yang profesional dan ada yang tidak. Dalam hal ini terkadang kita salah memahami, salah memberi persepsi.

Kita melihat tingkat profesional seseorang seiring dengan posisinya, apa pekerjaannya, bagaimana keadaan ekonominya. Padahal itu kriteria yang semu, yang bisa kapan saja hilang dari orang itu. Banyak sekali orang dengan ekonomi berlebih, memimpin suatu perusahaan besar, atau punya kedudukan yang tinggi, tapi tidak terlihat sikap profesionalnya sama sekali. Tapi ada juga dengan keadaan yang sama, memiliki sikap profesional yang membuat banyak orang kagum. Seperti keadaan yang saya alami beberapa waktu lalu. Saya sedang ada di suatu mall. Saya melihat bapak-bapak dengan tampilan sangat rapi, layaknya bos besar. Saat akan keluar dari sebuah kedai kopi, ia tidak segan membukakan dan menahan pintunya untuk segerombolan anak-anak ABG yang mau masuk, dan tetap tersenyum ramah. Menurut saya, bapak itu bisa dikategorikan profesional karena beliau tidak segan melakukan hal yang remeh temeh untuk orang lain yang tidak memiliki kepentingan dengannya. Ia mau melayani. Dan inisiatif untuk melayani, membantu orang lain, tanpa ada kepentingan dibaliknya cukup susah ditemui di jaman sekarang ini.

Semakin tinggi posisi kita, semakin tinggi ilmu kita, semakin baik ekonomi kita, seringnya kita lupa bagaimana caranya melihat manusia lain sejajar dengan kita. Kita terbiasa melihat orang lain dengan anggapan bahwa ia berada jauh di bawah dan merekalah yang harus melayani kita.  Di sisi lain, kita tetap merasa profesional karena posisi dan hasil kerja kita,  lupa kalau profesional itu tidak terbatas ruang dan waktu.

No comments:

Post a Comment

< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.