Monday, August 9, 2021

Let's Talk About a Dream

 Hi there.. 

Tiba-tiba kemarin weekend dapet insight ini, dan seperti biasa, berusaha menuliskannya di sini. 

So, i think i need to renew my definition about dream. Sejauh ini, aku selalu mengidentikkan mimpi dengan pencapaian akademis atau finansial. And i just realized, ternyata faktor pendorong aku punya mimpi terkait itu, lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tidak memilikinya saat ini. Plus beberapa butir kecemasan dan ketakutan juga menjadi pendorong kenapa aku jadiin hal tersebut mimpi. 

Oh wait, mimpi di sini yang aku maksud lebih ke cita-cita ya. Bukan mimpi setiap hari waktu kita tidur. 

Lanjut.

Jadi menurutku, wajar banget kalo mimpi kita bergeser. Menyesuaikan dengan apa yang kita harapkan, atau apa yang sedang tidak kita miliki saat ini, atau motivasi dari perasaan takut tadi. Takut apa? Mungkin dulu aku takut nggak berdaya secara finansial, masih tergantung sama orang tua, atau justru takut nggak bisa penuhin kebutuhan orang tua kedepannya. Buat aku, cara yang paling mungkin untuk mengejar finansial tadi ya lewat sekolah. Akademis cukup penting, tapi buat aku ini hanya salah satu alat yang mungkin bisa aku pakai untuk memenuhi kebutuhan finansialku.

Nah, itu sepertinya alasan kenapa aku nggak pernah terlalu ambi dalam akademis. Kaya uda ayo kerahkan semua usaha dan coba apapun yang kamu bisa, belajar dari orang A-B, lewat buku ini itu, semua cobain. Tapi apakah mimpiku menjadi terbaik di bidang akademis? Nggak. 

Mimpiku terkait finansial tadi ternyata. Something bitter that i just realized too.


But somehow, walaupun aku baru menyadarinya, sepertinya mimpi itu uda mulai bergeser lagi. 

Menikah, struggling buat juggling kerjaan dan tugas domestik tiap hari, plus menghadapi pasangan sekarang mulai jadi sesuatu yang aku takuti juga. Jadi, memiliki keluarga, pasangan, tubuh, dan waktu yang prima mulai menduduki klasemen puncak list mimpiku. Finansial mulai bergeser, meskipun tetap salah satu goals.

Dulu, terkait keluarga aku nggak pernah ada masalah. Keluargaku cukup hangat dan jadi andalan banget buat semua kebutuhan periode hidupku. Tapi membangun keluarga, beda lagi ceritanya. 

Hmm, I don't know what I am talking about, but yeah.. I hope Hana in the next year can give us a better explanation about this. 


No comments:

Post a Comment

< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.