Wednesday, July 15, 2015

I MISS HER

Short narrative. Malam ini, saya sendirian di rumah. Menyelesaikan target yang sudah saya niatkan sebelum bulan ramadhan datang. Hatam Al-Quran. Saya tertatih-tatih menyelesaikannya mengingat besok sudah hari terakhir puasa. Hampir sejam membaca, air mata saya tidak berhenti menetes. Mama dan Bika bermalam di rumah umik mangun. Sami main futsal terus pamit iktikaf. Televisi nyala siaran sepak bola biar suasana tidak terlalu senyap. Sepanjang malam ini sambil membaca, kenangan dengan nenek saya muncul bergantian. Saya bisa mengingat dengan jelas senyumnya, guratan tangannya, telapak kakinya saat menunggu dipasangkan kaos kaki, rambutnya, makanan kesukaannya, semua ekspresinya, saya benar-benar bisa mengingatnya dengan sangat-sangat jelas. Ya Allaaaah.

Sebelum menulis postingan ini, saya sebenarnya punya beberapa ide tulisan yang menunggu untuk diposting. Tapi biarlah. Biarlah saya menuangkan perasaan rindu saya dengan beliau lewat tulisan ini. 

Ini hari raya pertama tanpa beliau. Saya ingat semua rutinitas menjelang lebaran yang biasa beliau lakukan. Bahkan tadi waktu ke rumahnya, saya membuka kamar tidurnya. Semua kenangan itu datang menyerang. Ternyata begini ya perasaan kehilangan orang yang sangat-sangat kita sayangi. Saat mengingat-ngingat tentang beliau, yang saya rasakan tidak hanya perasaan sedih. Kadang saya tersenyum sendiri, kadang saya merasa beliau masih ada dan masih terus mengiringi semua orang yang ia tinggalkan. 

Bukan, saya bukan cucu pertama atau cucu kesayangan, atau cucu satu-satunya. Saya adalah salah satu dari 50 orang cucunya. Mungkin semua tante-om, ponakan dan sepupu saya sedang merasakan apa yang saya rasakan saat ini. Rindu, rindu yang sangat-sangat dalam. Nenek saya memberi banyak pengaruh dalam hidup saya. Kadang saya bisa bercerita dengannya layaknya seorang teman. Beliau bisa menghangatkan suasana, bisa menjadi magnet buat semua sanak keluarga untuk berkumpul. She is a queen of our heart.

Saya yakin beliau sudah berada di tempat paling indah di sisi-Nya. Selalu terucap doa untuk beliau dari kami orang-orang yang sangat sangat mencintainya. Tapi biarlah malam ini saya mengingatnya dalam bentuk tulisan ini, mengingat bahwa malam ini perasaan kangen dan rindu itu datang lebih hebat daripada malam-malam lainnya. Terimakasih Tuhan, sudah menghadirkan rasa kangen dan rindu ini, sehingga saya bisa tau arti kehilangan. Sehingga saya bisa membuktikan bahwa perasaan sayang yang begitu besar itu nyata adanya. I miss you, umik. I miss you. I miss you..

No comments:

Post a Comment

< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.