Friday, November 13, 2015

I PREFER MONOTASKING NOT MULTITASKING

Hi peoplee. 



Sebelum ini saya selalu berpikir kalau orang yang bisa multitasking di satu waktu itu keren banget. Misalnya dia bisa ngetik sambil sesekali searching, atau bisa jawabin email sambil makan siang. Menurut saya, itu menghemat waktu dan yaah, harus terus-terusan dilatih. Saya pun berusaha buat multitasking, atau lebih tepatnya kecanduan buat multitasking. Saya ngobrol sama Mama sambil buat power point, atau bikin to-do-list buat besok sambil nonton serial turki, dan lebih banyak lagi yang ekstrim, seperti dzikir habis solat sambil cari ide buat produk baru. Yang terakhir ini bikin sedih banget. 

Secara nggak sadar, saya terus berusaha, memaksa diri untuk bisa multitasking di setiap kondisi. Sampai saya sampai di titik jenuh dan capek yang berlebihan. Kenapa?

Pertama, saya ngerasa hasil kerja saya nggak bisa selesai maksimal. Bawaannya capek kalau mau dikoreksi lagi. Kedua, saya butuh waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan satu tugas. Lamaaa sekali. Misalnya untuk mengetik sebuah tulisan yang sudah terkonsep (saya hanya tinggal menyalin jadi word saja) butuh waktu sampai 1 jam lebih. Karena saya barengi dengan lihat youtube, buka facebook, ngecek email, bikin design corel. Seharusnya saya bisa menyelesaikannya kurang dari 15 menit. Ketiga, saya kesulitan buat fokus. Setiap pikiran saya dipaksa buat berpikir lebih kreatif, atau lebih sulit dari biasanya, saya cenderung menghindari proses itu dan langsung meng-switch apa yang sedang saya kerjakan dengan sesuatu yang menyenangkan, seperti nonton youtube. Keempat, di penghujung hari, waktu malam sebelum tidur, saya dipenuhi perasaan galau dan cemas yang berlebihan, karena ngerasa kurang produktif, ngerasa banyak tugas yang belum terselesaikan, ngerasa belum maksimal, dan berkomitmen buat lebih multitasking lagi di hari besoknya. Terus seperti itu sampai saya hampir runyam. 


Saya capek, dan saya mulai merenungi apa yang salah dengan kebiasaan saya. Mulailah proses mencari jawaban, sampai ke webnya fast company, dan melihat video ini :



Saya meyakini bahwa sumber stress yang sering saya rasakan akhir-akhir ini karena saya berusaha buat jadi seorang multitasker. Yuuup! Oke, perlu diingat sebelumnya bahwa memulai buat jadi seorang yang multitasker ini awalnya susah, saya berusaha, tapi setelah kecanduan dan berusaha ingin berhenti seperti sekarang ini, terasa lebih susah daripada memulainya. Aaaargh!

Di video itu, saya juga menggaris bawahi satu hal. Ternyata selain perlu jadi monotasker, ada hal yang lebih penting lagi. Yaitu berusaha untuk menghilangkan semua gangguan yang mungkin akan muncul di tengah jalan. Misalnya,waktu lagi ngetik postingan ini, saya menonaktifkan hape saya. Saya berusaha untuk tidak terpengaruh apapun. Dari pada saya mengerahkan energi untuk menghindari gangguan itu, kenapa tidak saya lenyapkan sekalian. Jadi mulai sekarang, saya akan berusaha untuk jadi monotasker. Akan sulit memulainya, tapi saya yakin ini akan berdampak jauh lebih baik dalam kehidupan saya, dari pada jungkir balik berjuang jadi multitasker. 

Good luck!



No comments:

Post a Comment

< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.