Monday, August 3, 2015

FAMILY 'S MEANING





Saya merantau sejak dini. Hahaha. Nggak sih, selepas SD. Mama dan Baba manteb banget milih Assalaam jadi tampat merantau saya yang pertama. Akhirnya saya hidup 6 tahun di sana. Sampe lulus SMA. Selepas SMA, Malang jadi tempat perantauan kedua. Hampir 4,5 tahun berjuang hidup di sana. Dan sekarang, selepas kuliah, saya kembali lagi ke rumah. Hanya berdua dengan Mama dan pembantu, Baba lebih sering ada acara di luar kota, jadi jarang sekali bisa kumpul di rumah.

Nah ini masalah terbesar saya hari-hari ini. Kemarin subuh, 2 adik saya pulang ke tempat rantauan masing-masing. Bika (yang paling kecil), balik ke Assalaam. Sedangkan yang cowok, Sami, balik ke Jogja (dia kuliah di sana). Sebelumnya, 3 bulan yang lalu, saya merasa sangat bahagia karena Bika libur panjaaang. Extra panjang sampe 3 bulan. Ya maklum sih, habis lulus SMP. Trus Sami menyusul pulang pertengahan Ramadhan sebulan yang lalu. Saya nggak kesepian lagi. Mama apalagi. Sarapan berempat, makan malem berempat. Yah setidaknya waktu saya bangun tidur pagi, jam 8 an, ada adek-adek saya yang khusyu liat TV atau main game. Sekarang? Saya bangun pagi sendirian di rumah. Mama kerja dan pembantu pulang kampung. Kerasa banget bedanya.

Dari kemarin saya sering banget nggak sengaja bilang, "Ma.. kangen Bika ya.. Ma.. kangen Sami ya.." tapi Mama diam aja nggak berkomentar apa-apa. Saya jadi inget tiap Mama nasehatin orang yang cerita nggak tega mau ngepondokin anaknya selepas SD. Mama bilang gini, "Yah, kuncinya yang kuat sih orang tuanya. Jangan dibatin terus-terusan, anaknya di sana pasti kerasa. Doain aja, bismillah, niatannya harus bulet dulu. Nanti anaknya pasti ngerasa tenang juga.." 

Jadi mikir banyak gimana caranya Mama melewati hari-hari tanpa kita bertiga. Apalagi waktu saya masih di Malang. Mama sendirian, sama pembantu, hampir 3 tahun. Saya sesekali pulang sebulan sekali atau dua minggu sekali. Memang Mama kerja di TK dan pulang hampir selalu jam 3 sore. Mungkin perasaan sepi itu tergantikan dengan teriakan anak-anak kecil di tempatnya bekerja. Dan Mama diberi keuntungan yang sangat besar oleh Allah, karena Mama pasti akan tidur sebelum jam 8 malam. Coba kalo Mama kuat begadang dan tipe yang sering nggak bisa tidur, Ya Allaah, pasti kerasa banget sepinya. 

Kadang saya juga mikir, kenapa ya saya udah harus jauh dari keluarga mulai dari SMP. Saya jadi nggak bisa melihat adik-adik saya tumbuh, melewatkan beribu-ribu hari tanpa mereka, saya takut merasa asing di lingkungan keluarga inti saya sendiri. Tapi Mama memutuskan untuk menerapkan hal yang sama untuk dua adik saya. Akhirnya kita terbiasa jauh dari rumah, tapi hati kita selalu ada di rumah itu. Rumah bukan sebuah bangunan fisik yang saya tinggali sejak kecil, karena kita keluarga yang sering banget pindah rumah, dan hijrah ke kota lain. Rumah yang saya maksud di sini adalah tempat di mana keluarga saya berada. Kita terbiasa untuk lebih menghargai waktu-waktu singkat yang sudah disiapkan Allah buat bisa berkumpul lengkap. Dan itu semua nggak akan bisa kita rasakan kalo sebelumnnya kita nggak terbiasa jauh. Terimakasih ya Allah buat limpahan rahmat Mu pada keluarga kecilku. Bersyukur tiada henti. 

No comments:

Post a Comment

< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.