Tuesday, June 9, 2015

MY NINETEENTH #MORNING PAGES (AFTERNOON PAGES)

Halo. Ramadhan sudah semakin dekat aja ya. Rasanya seneeeng banget. Dan cemas apa bisa bener-bener puasa dan ibadah maksimal selama sebulan. Kata mama harus tetep optimis bisa ikut puasa. Semoga.

Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saya merasa ikut punya beban dan tanggung jawab yang besar dengan masa depan dua adik saya. Saya ingin mereka tumbuh jauuh lebih baik dari saya. Lebih dewasa, lebih peka sekitar, lebih cepat adaptasi dengan perubahan, dan punya kesempatan untuk mendapat pendidikan terbaik agar mereka bisa menghadapi dunianya kelak. Mungkin perasaan seperti ini sudah ada sejak saya SD. Mama sering cerita kalau saya sering dititipin buat jaga adik waktu mama lagi keluar kota. Saya mengupayakan apapun yang saya bisa untuk itu. Saya tidak ambil pusing bagaimana nanti akibatnya, bagaimana saya dimata mereka berdua. Yang penting saya berhasil menjaga mereka selama mama tidak ada. Saya sering mengajak belajar dengan marah-marah. Dengan sistem reward-punishment yang saya buat sendiri. Bukan, saya bukan benar-benar marah. Saat itu, saya yakin satu-satunya cara agar mereka mau nurut adalah dengan marah dan ancaman. Saya berhasil saat itu. Tapi ternyata image saya di mata adik-adik saya ikut jadi imbasnya. Buat mereka saat itu, saya adalah kakak yang jahat. Mereka takut setengah mati buat sekedar mengobrol dengan saya. Saya kakak yang kaya monster. Tapi di umur saya yang sekecil itu, saya nggak tau gimana caranya meluruskan anggapan itu, dan menunjukkan kasih sayang dengan cara yang wajar. 

Saat mulai masuk SMP, saya mulai jauh dari keluarga. Saya di boarding school, mereka di rumah. Saya melihat teman-teman saya cerita betapa kangennya mereka dengan adiknya, mereka biasanya ngapain aja di rumah, saya iri. Mulai saat itu, setiap pulang ke rumah saya berusaha untuk menunjukkan kasih sayang dalam bentuk lain, meskipun susah dan marah-marah lebih sering muncul. Sampe sekarang pun, 10 th lebih setelah itu, saya terkadang masih kesulitan buat menunjukkan kasih sayang selain marah-marah. Kadang sampe adik bungsu saya nangis nggak mau ngomong dua hari. Seperti saat ini, saya salah karena mencoba memberi saran untuknya dengan nada marah-marah. Sedih. 

No comments:

Post a Comment

< > Home
Powered by Blogger.
Passion Journal © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.